Thursday, June 11, 2009

Galaksi Bimasakti dan Andromeda Mendekat

Data dari peneropongan puluhan teleskop raksasa di dunia telah mengungkap proses yang terjadi di jagat raya. Diketahui Galaksi Bimasakti dan Andromeda atau M31 bergerak mendekat. Dalam dua miliar tahun, dua galaksi itu akan mulai bertabrakan. Saat itu akan mengakibatkan kiamat bagi bumi yang berada di Galaksi Bimasakti.

Hal ini dilontarkan Tony Seno Hartono selaku National Technology Officer Microsoft Indonesia seusai penyerahan perangkat World Wide Telescope (WWT) kepada Direktur Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP Iptek) Finarya Legoh di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (10/6).

Perangkat WWT terdiri atas teleskop elektron yang dihubungkan dengan sistem komputer interaktif. Di dalamnya berisi database yang memuat paduan gambar benda-benda di antariksa yang diambil dari 21 teleskop yang tersebar di dunia. Pemaduan gambar yang jumlahnya mencapai jutaan itu dilakukan Jim Crey dari Microsoft. Data yang diberikan NASA untuk WWT atau publik merupakan data pemantauan enam bulan silam, kata Tony.

Dengan memadukan hasil peneropongan ini, selain kemungkinan tabrakan antargalaksi juga diketahui, bulan ternyata bergerak menjauh 3 sentimeter per hari. ”Dengan demikian, pada suatu ketika kita tak lagi melihat bulan dari permukaan Bumi dengan mata telanjang,” ujar Tony.

Staf Ahli Menteri Negara Riset dan Teknologi Engkos Koswara menjelaskan, selain ditempatkan di PP Iptek, perangkat WWT lebih dulu dioperasikan di Teropong Bintang Bosscha, Lembang, sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa Astronomi ITB. Perangkat WWT pertama kali diperkenalkan Bill Gates kepada Presiden RI ketika berkunjung ke Jakarta beberapa tahun lalu.

Dalam sambutannya, Finarya mengatakan, selain WWT di PP Iptek juga terdapat galeri astronomi dan beberapa teleskop matahari yang bisa digunakan pengunjung. Dalam menyambut tahun Astronomi Internasional pada 2009, PP Iptek juga menggelar beberapa kegiatan terkait, antara lain perkemahan siswa untuk melakukan peneropongan bintang malam hari.


www.siloambisnis.com

Tuesday, June 9, 2009

Mata Tuhan Berjarak 700 Tahun Cahaya

Para ilmuwan menyebut gambar bintang yang berhasil ditangkap oleh sebuah teleskop raksasa di pegunungan Chili ini Mata Tuhan.

Mata Tuhan atau dikenal juga dengan sebutan Helix Nebula memandang bumi jauh dari ruang angkasa atau mencapai sekitar 700 tahun cahaya.

Helix Nebula menyerupai bola mata berwarna biru dan dihiasi warna putih serta kelopak berwarna merah muda.

Kumpulan warna tersebut terbentuk oleh lapisan gas dan debu yang diterbangkan serta dipancarkan oleh bintang yang akan berakhir masa hidupnya dalam kurun ribuan tahun mendatang.

Matahari juga diperkirakan akan bernasib serupa dengan bintang ini kendati tidak dalam waktu 5 miliar tahun. Helix Nebula terletak pada konstelasi Aquarius dan dapat diamati oleh astronom amatir dengan menggunakan teleskop biasa walaupun tampak redup gambarnya.

Menempati sebuah wilayah di langit dengan ukurannya yang mencapai separuh dari bulan purnama, Helix Nebula berukuran sangat besar sehingga dibutuhkan pantulan cahaya dua setengah tahun untuk mengitarinya.

http://www.siloambisnis.com/

Debu Setan di Kutub Utara Mars

Wahana ruang angkasa Phoenix Mars Lander yang saat ini masih aktif di permukaan Mars merekam fenomena unik yang disebut debu setan di dekat kutub utara planet tersebut.

Kamera Phoenix mengabadikan enam kali peristiwa debu setan selama seminggu lalu. Baru kali ini debu setan terlihat di dekat kutub utara Mars.

Selama ini gerakan debu yang membentuk tornado itu telah beberapa kali terekam dari satelit-satelit yang pernah mengelilingi Mars.

Debu setan mirip dengan pusaran angin yang sering terjadi di permukaan Bumi. Fenomena tersebut diperkirakan terjadi saat permukaan Mars dihangatkan sinar Matahari.

Suhu hangat di permukaan mengalir ke lapisan udara di atasnya sehingga mendorong debu ke atas dalam gerakan spiral.

"Akan sangat menarik mengamatinya dalam beberapa hari dan minggu ke depan untuk melihat apakah terdapat banyak debu setan atau fenomena tersebut hanya di tempat-tempat tertentu," ujar Mark Lemmon, ilmuwan dari Universitas Texas A&M.

Masing-masing debu setan yang terekam berdiameter antara 2 dan 5 meter. Ukuranya masih jauh lebih kecil daripada debu setan yang pernah direkam wahana penjelajah Spirit di dekat ekuator Mars.

"Kami jelas melihat debu setan, tetapi seberapa sering kami tak tahu," ujar Leslie Tampari, ilmuwan dari Laboratorium Propulsi Jet NASA yang terlibat dalam penelitian misi Phoenix. Peristiwa tersebut bisa jadi langka, bisa jadi tidak.


www.siloambisnis.com