Thursday, June 11, 2009

Galaksi Bimasakti dan Andromeda Mendekat

Data dari peneropongan puluhan teleskop raksasa di dunia telah mengungkap proses yang terjadi di jagat raya. Diketahui Galaksi Bimasakti dan Andromeda atau M31 bergerak mendekat. Dalam dua miliar tahun, dua galaksi itu akan mulai bertabrakan. Saat itu akan mengakibatkan kiamat bagi bumi yang berada di Galaksi Bimasakti.

Hal ini dilontarkan Tony Seno Hartono selaku National Technology Officer Microsoft Indonesia seusai penyerahan perangkat World Wide Telescope (WWT) kepada Direktur Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP Iptek) Finarya Legoh di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (10/6).

Perangkat WWT terdiri atas teleskop elektron yang dihubungkan dengan sistem komputer interaktif. Di dalamnya berisi database yang memuat paduan gambar benda-benda di antariksa yang diambil dari 21 teleskop yang tersebar di dunia. Pemaduan gambar yang jumlahnya mencapai jutaan itu dilakukan Jim Crey dari Microsoft. Data yang diberikan NASA untuk WWT atau publik merupakan data pemantauan enam bulan silam, kata Tony.

Dengan memadukan hasil peneropongan ini, selain kemungkinan tabrakan antargalaksi juga diketahui, bulan ternyata bergerak menjauh 3 sentimeter per hari. ”Dengan demikian, pada suatu ketika kita tak lagi melihat bulan dari permukaan Bumi dengan mata telanjang,” ujar Tony.

Staf Ahli Menteri Negara Riset dan Teknologi Engkos Koswara menjelaskan, selain ditempatkan di PP Iptek, perangkat WWT lebih dulu dioperasikan di Teropong Bintang Bosscha, Lembang, sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa Astronomi ITB. Perangkat WWT pertama kali diperkenalkan Bill Gates kepada Presiden RI ketika berkunjung ke Jakarta beberapa tahun lalu.

Dalam sambutannya, Finarya mengatakan, selain WWT di PP Iptek juga terdapat galeri astronomi dan beberapa teleskop matahari yang bisa digunakan pengunjung. Dalam menyambut tahun Astronomi Internasional pada 2009, PP Iptek juga menggelar beberapa kegiatan terkait, antara lain perkemahan siswa untuk melakukan peneropongan bintang malam hari.


www.siloambisnis.com

Tuesday, June 9, 2009

Mata Tuhan Berjarak 700 Tahun Cahaya

Para ilmuwan menyebut gambar bintang yang berhasil ditangkap oleh sebuah teleskop raksasa di pegunungan Chili ini Mata Tuhan.

Mata Tuhan atau dikenal juga dengan sebutan Helix Nebula memandang bumi jauh dari ruang angkasa atau mencapai sekitar 700 tahun cahaya.

Helix Nebula menyerupai bola mata berwarna biru dan dihiasi warna putih serta kelopak berwarna merah muda.

Kumpulan warna tersebut terbentuk oleh lapisan gas dan debu yang diterbangkan serta dipancarkan oleh bintang yang akan berakhir masa hidupnya dalam kurun ribuan tahun mendatang.

Matahari juga diperkirakan akan bernasib serupa dengan bintang ini kendati tidak dalam waktu 5 miliar tahun. Helix Nebula terletak pada konstelasi Aquarius dan dapat diamati oleh astronom amatir dengan menggunakan teleskop biasa walaupun tampak redup gambarnya.

Menempati sebuah wilayah di langit dengan ukurannya yang mencapai separuh dari bulan purnama, Helix Nebula berukuran sangat besar sehingga dibutuhkan pantulan cahaya dua setengah tahun untuk mengitarinya.

http://www.siloambisnis.com/

Debu Setan di Kutub Utara Mars

Wahana ruang angkasa Phoenix Mars Lander yang saat ini masih aktif di permukaan Mars merekam fenomena unik yang disebut debu setan di dekat kutub utara planet tersebut.

Kamera Phoenix mengabadikan enam kali peristiwa debu setan selama seminggu lalu. Baru kali ini debu setan terlihat di dekat kutub utara Mars.

Selama ini gerakan debu yang membentuk tornado itu telah beberapa kali terekam dari satelit-satelit yang pernah mengelilingi Mars.

Debu setan mirip dengan pusaran angin yang sering terjadi di permukaan Bumi. Fenomena tersebut diperkirakan terjadi saat permukaan Mars dihangatkan sinar Matahari.

Suhu hangat di permukaan mengalir ke lapisan udara di atasnya sehingga mendorong debu ke atas dalam gerakan spiral.

"Akan sangat menarik mengamatinya dalam beberapa hari dan minggu ke depan untuk melihat apakah terdapat banyak debu setan atau fenomena tersebut hanya di tempat-tempat tertentu," ujar Mark Lemmon, ilmuwan dari Universitas Texas A&M.

Masing-masing debu setan yang terekam berdiameter antara 2 dan 5 meter. Ukuranya masih jauh lebih kecil daripada debu setan yang pernah direkam wahana penjelajah Spirit di dekat ekuator Mars.

"Kami jelas melihat debu setan, tetapi seberapa sering kami tak tahu," ujar Leslie Tampari, ilmuwan dari Laboratorium Propulsi Jet NASA yang terlibat dalam penelitian misi Phoenix. Peristiwa tersebut bisa jadi langka, bisa jadi tidak.


www.siloambisnis.com

Retakan Terekam di Mars

Foto-foto yang dikirimkan wahana Phoenix Mars Lander memperlihatkan terjadinya retakan di permukaan Mars.

Retakan tersebut mungkin disebabkan es yang meleleh lalu menguap atau menyublim, dari padat menjadi uap.

Fenomena tersebut terlihat di bagian permukaan yang disebut Snow Queen di bagian bawah Phoenix.

Bagian tersebut terlihat jelas karena saat Phoenix mendarat, thruster (roket pendorong) yang digunakan saat mendarat menyingkirkan debu-debu di sekitarnya.

Retakan sepanjang 10 sentimeter terlihat di permukaan yang keras setelah diamati selama satu bulan. Bentuk retakan dapat dilihat dengan membandingkan dua foto yang diambil saat wahana baru saja mendarat pada pertengahan Juni dan foto pada pertengahan Juli.

Selain retakan, di salah satu bagian juga muncul kerikil baru yang sebelumnya tidak tampak."Foto-foto yang diambil sejak pendaratan hingga hari ke-20 belum memperlihatkan retakan ini," ujar Mike Mellon, salah satu ilmuwan dari Universitas Colorado, AS, yang bekerja untuk misi Phoenix.

Perubahan yang terjadi mengejutkan karena dalam kondisi permukaan Mars yang dingin, penguapan atau penyubliman karena paparan langsung ke atmosfer relatif lebih lama.Penguapan atau penyubliman sebelumnya juga terlihat pada lapisan tanah berwarna putih di lubang galian yang disebut Dodo-Goldilocks.

Namun, sampai saat ini para ilmuwan belum dapat memastikan ada es di Mars. Instrumen yang disiapkan untuk mendeteksi langsung selalu gagal.Mellon juga belum dapat menyimpulkan penyebab retakan tersebut.

Ia menduga retakan tersebut kemungkinan adalah garam yang kehilangan kandungan air sehingga menyusut dan retak. Kemungkinan lainnya adalah retakan tersebut sebelumnya telah ada dan es yang mengisinya menguap atau menyublim.


http://www.siloambisnis.com/

Robot Phoenix Mars Tewas, Misi Berakhir

Badan antariksa AS (NASA) akhirnya memutuskan untuk mengakhiri misi robot Phoenix Mars Lander.

Keputusan ini diambil setelah putus kontak dengan robot berkaki tiga yang dikirim untuk memeriksa es di bawah lapisan Mars.

Manajer proyek Barry Goldstein mengatakan bahwa Phoenix tidak lagi mengirimkan sinyal ke pusat komando sejak 2 November.

Sampai saat ini upaya untuk berkomunikasi dengan robot tersebut melalui satelit yang mengorbit Mars terus dilakukan namun peluangnya sukses sangat kecil.

Phoenix sudah beroperasi di dekat kutub utara Mars selama enam bulan dari jadwal tiga bulan yang direncanakan. Selama misi utamanya, robot tersebut beberapa kali mengeruk sampel tanah permukaan Mars dan memastikan ada kandungan es di bawahnya.


www.siloambisnis.com

Embun Di Planet Mars Terekam Kamera

Foto-foto hasil rekaman robot Pheonix Mars Lander yang mendarat dekat kutub utara Mars memperlihatkan bulatan-bulatan kecil yang menyerupai embun.

Ini merupakan bukti-bukti baru yang menguatkan keberadaan air di Mars.

Titik-titik air itu tampak di dekat titik pendaratan robot berkaki tiga itu.

Foto-foto yang dibuat Phoenix Mars Lander memperlihatkan bulatan-bulatan yang terbentuk, saling menyatu, dan menetes di kaki-kakinya.
"Benda tersebut mungkin lumpur bergaram yang muncrat saat wahana tersebut mendarat," ujar Nilton Renno, kepala ilmuwan misi Phoenix dari Universitas Michigan, AS.

Phoenix mendarat pada akhir Mei lalu dan telah membuktikan adanya es di bawah lapisan Mars. Jika benar perkiraan Renno, garam di lumpur tersebut mungkin kemudian menyerap uap air di atmosfer Mars.

Hal inilah yang dapat menjelaskan mengapa terbentuk titik-titik air. Menurut Renno, gelembung-gelembung tersebut dapat bertahan dalam bentuk cair meski di suhu sangat rendah karena tanah Mars kaya senyawa perklorat.

Senyawa tersebut mirip dengan garam antibeku yang dipakai untuk mencairkan salju di jalanan di musim dingin. Sayangnya, foto yang diambil Phenix beresolusi rendah sehingga tidak dapat menujukkan bagian secara detil.

Setidaknya, rangkaian foto tersebut telah memperlihatkan sifta air. "Penemuan air dalam bentuk cair seperti ini memperkuat kemungkinan bahwa Mars dapat dihuni makhluk hidup," ujar Renno.


www.siloambisnis.com

Galaksi Kerdil Terbentuk

Teleskop ruang angkasa "Galaxy Evolution Explorer" milik NASA untuk pertama kali, mengidentifikasi beberapa galaksi kerdil yang mungkin terbentuk dari bahan murni yang tersisa dari awal terbentuknya alam semesta. Demikian hasil dari studi baru yang disiarkan di jurnal Nature.

Temuan tersebut mengejutkan beberapa ahli astronomi karena sebagian besar galaksi terbentuk melalui penggabungan bahan misterius yang disebut bahan gelap atau dari logam yang berisi gas.

Galaksi kerdil merupakan kumpulan bintang yang relatif kecil dan seringkali mengorbit di sekitar galaksi yang lebih besar seperti Galaksi Bima Sakti.

Satu tim astronom, yang dipimpin David Thilker dari Henry A. Rowland Department of Physics and Astronomy di The John Hopkins University, menemukan galaksi baru yang tak diduga sedang terbentuk di dalam "Leo Ring".

Lokasi ini berupa awan hidrogen yang sangat besar dan helium yang mengikuti jalur kasar di sekitar dua galaksi sangat besar di konstalasi Leo. Awan tebal tersebut mirip objek tertua yang merupakan sisa bahan kuno yang relatif tak berubah sejak alam semesta terbentuk. Lingkaran itu, yang diidentifikasi sekitar 25 tahun lalu oleh gelombang radio, tak dapat dilihat dengan cahaya tampak.

"Objek yang menarik ini telah dipelajari selama beberapa dasawarsa dengan menggunakan teleskop kelas dunia yang beroperasi dengan menggunakan gelombang radio dan optik," kata Thilker, seorang ilmuwan peneliti.

"Meskipun ada usaha semacam itu, tak ada yang dideteksi kecuali gas. Tak ada bintang sama sekali, muda apalagi tua, yang ditemukan.

Namun ketika kami meneliti lingkaran tersebut dengan menggunakan Galaxy Evolution Explorer, yang sangat peka terhadap sinar ultraviolet, kami melihat bukti yang mengagumkan mengenai pembentukan bintang baru yang sangat besar.

Itu benar-benar tak terduga. Kami menyaksikan galaksi yang terbentuk dari awan gas murni."
Dalam studi baru-baru ini, Thilker dan timnya mendapati tanda ultraviolet bintang muda yang berasal dari beberapa kumpulan gas di dalam "Leo Ring".

"Kami berspekulasi bahwa kompleks bintang muda ini adalah galaksi kerdil, meskipun, sebagaimana diperlihatkan sebelumnya oleh ahli astronomi radio, kumpulan gas itu yang membentuk galaksi ini kekurangan bahan gelap," katanya.

"Hampir semua galaksi lain yang kami ketahui didominasi oleh bahan gelap, yang bertindak sebagai benih bagi kumpulan kompenen berkilauan mereka --bintang, gas dan debu.

Apa yang kami lihat muncul di ’Leo Ring’ adalah model baru bagi pembentukan galaksi kerdil di dalam bahan yang tersisa dari kebanyakan rakitan kumpulan galaksi ini sebelumnya," katanya.

Alam semesta lokal kita berisi dua galaksi besar, Bima Sakti dan Galaksi Andromeda, yang masing-masing memiliki ratusan miliar bintang, dan Galaksi Triangulum, dengan beberapa puluh miliar bintang.

Galaksi terakhir tersebut juga memiliki lebih dari 40 galaksi yang kebanyakan kerdil, yang hanya memiliki beberapa miliar bintang. Bahan gelap yang tidak kasat mata, yang dideteksi oleh pengaruh gravitasinya, adalah komponen utama bagi galaksi raksasa dan kerdil dengan satu pengecualian-galaksi kerdil bergelombang.

Galaksi kerdil bergelombang memampatkan gas yang didaur-ulang dari galaksi lain dan telah dipisahkan dari kebanyakan bahan gelap yang pada asalnya mereka berkaitan. Galaksi kerdil bergelombang itu dihasilkan ketika galaksi bertabrakkan dan massa gravitasi mereka berinteraksi.

Akibat kerasnya benturan, arus bahan galaksi tertarik ke luar dari galaksi induk dan ikatan bahan gelap yang mengelilinginya. Karena galaksi tersebut kekurangan bahan gelap, galaksi baru yang terlihat di "Leo Ring" menyerupai galaksi kerdil yang bergelombang, tapi mereka berbeda secara mendasar.

Bahan bergas yang menghasilkan galaksi kerdil yang bergelombang sudah mengelilingi satu galaksi. Bahan itu telah diperkaya dengan logam yang lebih berat daripada helium dan dihasilkan saat bintang berevolusi.

"Galaksi kerdil di Leo Ring terdiri atas kebanyakan bahan murni tanpa logam," kata Thilker. "Temuan ini memungkinkan kami mengkaji proses pembentukan bintang pada gas yang belum diperkaya."

Awan murni yang besar dan serupa dengan "Leo Ring" mungkin umum di seluruh alam semesta awal, kata Thilker, dan selanjutnya mungkin telah menghasilkan banyak galaksi kerdil yang kekurangan bahan gelap.


Ditemukan Planet Seperti Bumi Yang Mengorbit Bintangnya

Satelit pemburu planet asing milik Perancis, COROT, berhasil merekam sebuah planet baru di luar tata surya.

Ukurannya tak lebih dari dua kali ukuran Bumi dan termasuk planet asing terkecil yang pernah ditemukan.

Planet tersebut mengorbit bintang yang mirip Matahari dan kemungkinan termasuk planet padat seperti Bumi.

Penemuan planet padat termasuk mengejutkan karena, dari 300-an planet asing yang terdeteksi, hampir semuanya berupa gumpalan gas raksasa seperti Planet Jupiter.

"Untuk pertama kalinya kami kebetulan mendeteksi sebuah planet yang berbatu seperti Bumi. Penemuan ini sangat penting dalam rangka memahami pembentukan dan evolusi planet kita," ujar Malcolm Fridlund, Ketua Ilmuwan COROT dari Badan Antariksa Eropa (ESA).

Obyek yang diberi nama CoRot-Exo-7B terletak begitu dekat dengan bintang induknya yang berada 457 tahun cahaya dari Bumi (1 tahun cahaya setara dengan 9,5 triliun kilometer) sehingga permukaannya terbakar.

Suhu di permukaannya sangat panas sehingga diperkirakan berupa lava pijar atau uap air dengan konsentrasi tinggi antara 1.000 hingga 1.500 derajat Celsius.

Planet tersebut mungkin tersusun dari setengah batu dan setengah air. Jadi, pantas kalau planet tersebut disebut "planet sauna" mengingat betapa panasnya suhu di permukaannya. Dengan suhu sebesar itu, kehidupan hampir dikatakan mustahil.

Para astronom Perancis dan Badan Antariksa Eropa (ESA) mendeteksi keberadaan planet itu saat posisi transit. Teleskop yang dibawa COROT mendeteksi kedipan cahaya akibat gerakan planet di depan bintangnya.

CoRot-Exo-7B menempuh lintasan yang sangat cepat. Satu tahun di sana setara dengan 20 jam di Bumi. Dengan teknik tersebut, para astronom dapat memperkirakan ukuran planet tersebut. Planet tersebut jelas bukan planet gas meskipun belum diketahui massanya. Namun, diperkirakan antara 5,7 hingga 11 massa Bumi.


www.siloambisnis.com

Planet Asing Kembaran Bumi

Sebuah planet asing yang baru ditemukan di luar tata surya kita (planet ekstrasolar), memiliki massa hanya tiga kali Bumi.

Planet tersebut mungkin memecahkan rekor sebagai planet asing terkecil saat ini.Para astronom berhasil mendeteksi dengan teknik lensa gravitasi yang memanfaatkan penguatan dari cahaya bintang di seberangnya.

Obyek langit yang mirip dengan Bumi atau disebut super-Earth ini berada pada jarak 3.000 tahun cahaya dari Bumi (satu tahun cahaya sama dengan 9,46 triliun kilometer).

Planet yang diberi nama MOA-2007-BLG-192Lb mengorbit bintang MOA-2007-BLG-192L. Bintang yang dikelilinginya diperkirakan termasuk bintang kerdil. Massanya jauh lebih kecil dari Matahari, bahkan hanya 6-8 persen saja.

"Penemuan kami menunjukkan bahwa bintang-bintang dengan massa yang kecil tetap dapat menjadi induk bagi planet-planet," ujar David Bennett dari Universitas Notre Dame yang melaporkannya dalam pertemuan tahunan Masyarakat Astronomi Amerika (AAS).

Ia terkejut karena sebelumnya belum pernah ada planet yang mengorbit bintang dengan massa kurang dari 20 persen massa Matahari.Jarak lingkaran orbit planet dan bintang sama dengan jarak Venus-Matahari.

Namun, karena bintang yang dikelilinginya jauh lebih redup dan dingin, atmosfernya mungkin lebih dingin daripada Pluto.Para peneliti memprediksi planet kecil tersebut memiliki atmosfer yang tebal. Proses peluruhan zat radioaktif mungkin terjadi di intinya sehingga permukaan planet itu sehangat Bumi.

Jika benar, secara teori mungkin saja planet tersebut digenangi lautan yang dalam.Sejauh ini hampir 300 planet ektrasolar yang terdeteksi. Planet-planet raksasa sebesar Jupiter umumnya ditemukan dengan mengamati gejolak cahaya bintang saat planet melintas di antara bintang dan Bumi.

Dengan penemuan terakhir, sudah tujuh planet terdeteksi dengan teknik lensa gravitasi. Dari sekian banyak planet, belum satu pun kehidupan terdapat.


www.siloambisnis.com

Monday, June 8, 2009

Planet Asing Dekati Kiamat

Sebuah planet asing yang baru ditemukan sangat istimewa karena mengorbit bintang yang tengah sekarat.

Planet semacam ini dicari-cari karena dapat membantu para astronom mempelajari proses hancurnya planet.

Hal tersebut akan membuka pengetahuan baru mengenai proses terjadinya kiamat di tata surya.
Planet asing tersebut jenis palnet gas dan berukuran enam kali Planet Jupiter.

Ia mengorbit bintang raksasa merah bernama HD 102272 yang berada di rasi bintang Leo, 1200 tahun cahaya dari Bumi (1 tahun cahaya setara dengan 9,5 triliun kilometer). Di bintang ini sebelumnya pernah ditemukan planet lain namun dengan jarak orbit lebih jauh.

Bintang-bintang berukuran kecil dan sedang seperti Matahari diyakini akan berangsur-angsur berubah menjadi bintang raksasa merah seiring berkurangnya emisi energi nuklir yang dilepaskannya.

Begitu hidrogennya habis dilepaskan, inti bintang akan mengembang lalu mulai membakar helium. Bagian permukannya akan menggembung hingga 100 kali ukuran aslinya. Saat Matahari berubah sebesar itu, Bumi dan sejumlah planet mungkin telah hancur.

"Saat bintang-bintang raksasa merah mengembang, mereka akan melahap planet-planet terdekat," ujar Alexander Wolszczan, seorang pakar astrofisika dari Pennsylvania State University yang merekam planet baru itu dengan Hobby-Eberly Telescope di Observatorium McDonals, Texas, AS.

Ia dan timnya menggunakan teknik pemantauan gejolak cahaya saat planet melakukan transit atau melintas di depan bintangnya. Planet yang baru ditemukan hanya berjarak 0,6 AU (1 astronomical unit setara dengan jarak Matahari-Bumi).

Ini merupakan jarak terdekat sebuah planet dengan bintang raksasa merah yang pernah terekam sejauh ini. Bintangnya sendiri baru 10 kali lipat ukuran Matahari dan akan terus mengembang hingga 100 kali lipat.

"Planet itu sendiri mengorbit bukan di ruang hampa melainkan gas yang dihembuskan akibat gejolak bintang. Jadi, energi untuk mengorbit terganggu gesekan atmosfernya dengan gas dan akhirnya mulai limbung bergerak spiral," jelas Wolszczan.

Bagaimana akhir cerita planet tersebut, Wolszczan mengatakan mungkin belum akan terjadi dalam 100 juta tahun ke depan. Matahari sendiri membutuhkan waktu 5 miliar tahun untuk berubah menjadi bintang raksasa merah.


www.siloambisnis.com

Planet Asing Terekam Saat Membara

Sebuah planet asing yang berada 190 tahun cahaya dari Bumi mengalami perubahan suhu yang sangat ekstrem jauh melebihi perubahan iklim di Bumi. Betapa tidak, suhunya naik 700 derajat Celsius hanya dalam waktu enam jam.

Planet yang diberi nama HD80606b tersebut memang jenis planet gas, seperti Planet Jupiter, dengan suhu permukaan yang panas.

Lintasan orbitnya berbentuk oval seperti orbit sebuah komet terhadap Matahari sehingga pada saat tertentu berada pada jarak sangat dekat dengan bintang yang dikelilinginya. Pada jarak orbit rata-rata suhunya sekitar 526 derajat celcius.

Namun, saat mendekati bintangnya dengan jarak 10 kali lebih dekat daripada jarak Planet Merkurius ke Matahari suhunya naik hingga 1226 derajat Celsius karena radiasi panas yang dipancarkan Matahari ke permukaannya naik 800 kali lipat daripada saat planet berada pada orbit terjauh.

Perubahan suhu yang sangat cepat ini menghasilkan gelombang panas sangat tinggi di permukaannya diikuti gejolak panas yang akan menggetarkan seluruh permukaan planet. Rekaman saat-saat permukaannya membara terekam dengan jelas menggunakan teleskop ruang angkasa Spitzer.

"Ini merupakan pengamatan pertama perubahan cuaca di planet asing di luar tata surya," ujar Gregory Laughin, profesor ilmu astronomi dari Universitas California Santa Cruz.

Peristiwa perubahan suhu ekstrem ini berulang setiap 111 hari sesuai kala revolusinya. Plant HD80696b dapat dilihat dari Bumi di sekitar rasi beruang besar (Ursa Mayor).

Pada 14 Februari 2009, planet asing tersebut akan melintas di antara Bumi dan bintang yang dikelilinginya. Pada posisi yang disebut transit itu, para astronom berkesempatan mengamatinya seperti sebuah bintik hitam yang bergerak.


Kumpulan Gas Angkasa Berusia 12,9 Milyar Tahun

Sebuah obyek misterius terekam nun jauh di luar angkasa. Para astronom menyebutnya sebagai gelembung primordial yang diberi nama Himiko, diambil dari nama ratu Kerajaan Jepang kuno yang juga sama misteriusnya.

Disebut demikian karena obyek raksasa tersebut terbentuk tak lama setelah alam semesta terbentuk yang diawali dengan Ledakan Besar (Big Bang).

Ukurannya sangat besar, berupa gas yang massanya 40 miliar kali massa matahari dan berdiameter setengah kali Galaksi Bima Sakti.
Usianya pun sangat tua sekitar 12,9 miliar tahun cahaya (tahun cahaya setara dengan 9,5 triliun kilometer).

Struktur Himiko yang belum terungkap bisa memberi gambaran awal pembentukan galaksi saat alam semesta masih sangat muda dan baru berusia sekitar 800 juta tahun. "Saya belum pernah mendengar obyek sejenis lainnya yang terbentuk pada jarak sejauh ini," ujar Masami Ouchi, peneliti dari Carnegie Institution, California, AS.

Obyek tersebut mungkin mirip gelembung Lyman-Alpha yang terbentuk antara 2-3 miliar tahun.
Himiko terbentuk di akhir epos reionisasi yang berlangsung antara 200 juta dan satu miliar tahun sejak Big Bang. Saat itu, alam semesta baru saja lahir dan baru membentuk bintang-bintang dan galaksi.

Bentuknya yang seperti gelembung mungkin berupa gas terionisasi yang mengelilingi lubang hitam raksasa supermasif atau kumpulan gas dingin. Namun, bisa jadi Himiko merupakan hasil tabrakan dua galaksi muda yang menyatu, galaksi tunggal raksasa, atau lokasi pembentukan bintang yang sangat aktif.

Himiko pertama kali terekam menggunakan teleskop Subaru di Hawaii tahun 2007. Ouchi dan timnya kemudian melakukan pengamatan lebih seksama menggunakan instrumen spektrografi Keck/DEIMOS dan Magellan/IMACS. Dari pengamatan tersebut, terdeteksi kandungan hidrogen terionisasi, jarak, dan umur obyek misterius tersebut.

"Kami berencana melakukan pengamatan inframerah dengan teleskop ruang angkasa Hubble untuk memastikan, apakah ada ciri-ciri penggabungan obyek-obyek atau tidak," ujar Ouchi. Namun, hal tersebut baru dapat dilakukan seusai Hubble diperbaiki dalam misi penerbangan pesawat ulang alik Atlantis yang dijadwalkan bulan depan.


www.siloambisnis.com

Teleskop Pemburu Planet

Misi pencarian planet-planet padat yang menyerupai Bumi ke seluruh penjuru langit segera dimulai. Teleskop Kepler milik badan antariksa AS (NASA) telah diaktifkan dan mengirimkan foto-foto langit pertamanya.

Foto tersebut menggambarkan luas cakupan yang akan disorot teleskop tersebut untuk mencari planet-planet lain di luar tata surya. Kepler diarahkan ke kawasan Cygnus-Lyra di salah satu sudut galaksi Bima Sakti yang paling padat bintang-bintang.

Salah satu foto menggambarkan kawasan yang mengandung 4,5 juta bintang. Lebih dari 100.000 di antaranya diperkirakan dikelilingi planet.

"Kami berharap dapat menemukan ratusan planet yang mengelilingi bintang-bintang tersebut, dan untuk pertama kalinya, kita bisa melihat planet-planet seukuran Bumi yang mengelilingi bintang serupa Matahari," kata William Borucki, ilmuwan dari Pusat Riset Ames milik NASA di Moffett Field, California.

Selama 3,5 tahun ke depan Kepler hanya bertugas menyeleksi sasaran yang potensial. Teleskop tersebut akan mengamati langit terus-menerus dan melihat kemungkinan terjadinya kedipan di setiap bintang yang biasa terjadi karena planet melintas di depannya.

Kamera 95 megapiksel yang dibawanya dapat mendeteksi perubahan cahaya bintang sangat kecil dari 20 bagian permil. "Semua hal tentang Kepler sudah dioptimalisasikan untuk menemukan planet seukuran Bumi," ujar James Franson, manajer proyek Kepler di Laboratorium Propulsi Jet, Pasadena, California.

Ia mengatakan pemotretan akan dilakukan secara bertahap sampai bisa ditentukan bahwa di suatu bintang terdapat planet yang mirip Bumi.


Kamera Baru Teleskop Hubble

Dua astronot berhasil memasang kamera baru untuk teleskop ruang angkasa Hubble dalam misi spacewalk pertama.

Secara bersamaan, Hubble juga mendapat komputer baru untuk memproses gambar-gambar rekamannya lebih baik lagi.

Pemasangan ini dilakukan dalam spacewalk pertama Kamis (14/5) waktu Florida yang dilakukan John Grunsfeld dan Andrew Feustel.

Keduanya menghabiskan waktu sekitar tujuh jam.
Pertama-tama keduanya mengambil kamera lama Wide Field Planetary Camera 2 yang telah dipasang sejak tahun 1993. Kamera tersebut selanjutnya dibawa ke bagasi pesawat ulang alik Atlantis untuk dibawa pulang ke Bumi dan akan dipamerkan di Museum Antariksa dan Ruang Angkasa Smithsonian.

Kamera pengganti Wide Field Camera 3 sebesar piano dan seharga 132 juta dollar AS lalu dipasang menggantikan kamera lama. Kamera ini didesain mampu merekam objek langit hingga 200 juta tahun cahaya (satu tahun cahaya setara dengan 9,5 triliun kilometer) lebih jauh daripada kamera yang lama.

Usai mengganti kamera, kedua astronot saling bahu-membahu memastikan pemasangan komputer baru yang akan memproses gambar-gambar rekaman Hubble untuk dikirim ke Bumi. Berdoalah misi 11 hari perbaikan Hubble ini berjalan mulus dan kita nantikan foto-foto spektakuler berikutnya.


www.siloambisnis.com

Konstelasi Bintang Berbentuk Tanda Tanya

Dengan bentuknya yang unik, berkilauan, serta terdiri dari berbagai warna, kumpulan bintang ini bergerak spiral ke bagian bawahnya yang tampak bagaikan sebuah titik.

Gambar yang menawan ini diambil lebih dari 100.000 tahun cahaya oleh teleskop ruang angkasa Hubble.

Teleskop ini menunjukkan sekelompok kumpulan bintang yang beriteraksi satu dengan lain.

Gambar tersebut dikeluarkan untuk memperingati 19 tahun peluncuran Hubble.

Pancuran kosmik bintang, gas, serta debu tersebut disebut oleh Badan Antariksa AS (NASA) sistem Arp 194. Cahaya oranye pada bagian atas diyakini sebagai hamparan galaksi yang berada pada proses menyatu dalam satu himpunan kelompok bintang.

Pada bagian bawah kumpulan bintang, terdapat daerah dengan warna biru cerah yang merupakan arus klaster bintang 'super'. Klaster ini disebut NASA sebagai pancuran kumpulan bintang muda. Gambar berupa 'titik' di bagian paling bawah dari wujud kumpulan bintang yang menyerupai tanda tanya itu merupakan galaksi spiral tunggal.

Sejak diluncurkan pada 25 April 1990, Hubble telah melakukan lebih dari 880.000 observasi dan mendokumentasikan 570.000 gambar lebih dari 29.000 obyek ruang angkasa. Posisi Hubble di luar atmosfer bumi memungkinkannya mengabadikan gambar hampir tanpa ada gangguan pencahayaan.

Bulan depan, pesawat ulang-alik ruang angkasa Atlantis yang mengangkut perlengkapan mekanik diluncurkan untuk mengadakan perawatan Hubble yang masih dioperasikan hingga 5 tahun mendatang. Pengganti Hubble, James Webb, baru diluncurkan pada 2013.


www.siloambisnis.com

Supernova Bagai Kalung Mutiara

Kamera teleskop ruang angkasa Hubble merekam sebuah supernova atau ledakan bintang yang dikelilingi rangkaian bulatan putih seperti kalung mutiara yang berkilauan.

Lebih indah lagi karena di kanan kirinya diapit dua bintang terang yang memencar seperti permata.Supernova yang diberi nama 1987A tersebut sudah diketahui sejak dua dekade lalu.

Namun, bentuknya yang unik tersebut baru terungkap setelah dipotret Hubble pada Desember 2006 lalu.Di bagian dalam lingkaran berwarna merah muda mungkin materi yang tertinggal saat ledakan dahsyat terjadi.

Sementara bagian yang menyala terang di sekelilingnya merupakan lapisan terluar materi yang dipancarkan bintang saat memasuki masa-masa sekarat. Saat bintang kehabisan energi, terjadi ledakan raksasa dan menghasilkan gelombang kejut yang memanaskan bagian terluar materi tersebut.

Hal inilah yang membuat lingkaran terluar menyala terang. Uniknya, bagian terluar yang berpendar membentuk bulatan-bulatan mirip mutiara.